Pentingnya Khauf (Rasa Takut) Dan Raja’ (Harapan)
Jika ada yang bertanya mana yang lebih baik menempuh KHAUF (takut) atau RAJA’ (harapan) ? Yang baik adalah menempuh keduanya. Sebab, ada orang yang mengatakan, ”Barangsiapa terlalu besar pengharapannya (raja’) dikhawatirkan ia menjadi golongan MURJIAN (menganggap bahwa dosa tidak berbahaya), atau menjadi golongan HARAMI (semua yang haram boleh dilakukan) karena beranggapan setiap dosanya bakal diampuni.
Dan barangsiapa dikuasai oleh rasa
takut (khauf), tidak mempunyai harapan lagi. Yang ia punya hanyalah rasa
takut. Orang yang demikian dikhawatirkan menjadi golongan HARURI
(menganggap bahwa dosa adalah bahaya yang menjadi kekal didalam neraka)."
Oleh karenanya, ada yang mengatakan
bahwa harapan itu hanyalah bagi orang yang takut. Adapun orang yang
tidak merasa takut, akan merasa aman. Sedangkan rasa takut itu hanyalah
bagi orang yang berpengharapan sejati, bukan bagi orang yang putus asa.
Jadi, janganlah kita merasa aman (tidak takut) dan berputus asa. Harus
ada khauf dn raja’.
Jika seseorang dalam keadaan sehat
atau kuat, maka yang lebih baik adalah memperbanyak khauf, sedangkan
raja’ cukup sekedarnya. Tetapi dalam keadaan sakit dan lemah,apalagi
sudah mendekati ajal, maka lebih baik memperbanyak raja’.
Perbedaan berharap dan menghayal :
Berharap itu mempunyai dasar, sedangkan menghayal tanpa dasar sama
sekali. Dalam hal ini, Imam Hasan Basri mengatakan, ”ada orang yang
lengah karena lamunannya, yakni berkhayal akan mendapat ampunan,
sehingga ia keluar dari dunia tanpa bekal dan kebaikan sedikitpun”.
Kita harus senantiasa mengingat
luasnya rahmat Alllah yang dapat mengalahkan murka-Nya. Selanjutnya
menyadari bahwa kita umat Nabi Muhammad yang mendapat rahmat dan
kemuliaan dari Allah. Setelah itu, mengingat segala kebaikan dan
kemurahan Allah kepada kita tanpa kita minta. Kemudian mengingat betapa
dahsyatnya murka-Nya, yang langit dan bumi tidak kuasa menahannya.
Selanjutnya menyadari segala dosa
dan kesalahan kita, sedangkan perintah Allah sangat banyak, sehinggga
wajib kita memperbanyak ibadat kepada-Nya. Selain itu, ingatlah janji
dan pahalanya yang tidak terhingga. Disamping itu, ancaman siksa-Nya.
Suatu saat kita menyadari betapa Allah itu Maha Penyayang dan Maha
Pengasih, dan menyadari bahwa kita terlalu banyak berbuat dosa dan tidak
tau diri.
Jika pikiran seseorang sudah
demikian, maka ia akan bersungguh-sungguh dalam mencapai khauf dan
raja’. Yang berarti telah menempuh jalan lurus, dan menjauhi dua jalan
menyesatkan, yakni merasa aman (tidak takut) dan berputus asa.
Allah swt berfirman yang artinya
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan diakhirat, akan Kami tambah
keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia,
Kami berikan padanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada
baginya suatu bagianpun keuntungan diakhirat”.
Semoga Allah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita, dan semoga Allah menunjukkan jalan lurus bagi
kita. Sesungguhnya Dialah yang paling Pengasih dan Penyayang.
( Sumber : Terjemah kitab Minhajul ‘Abidin )